Ini Cara yang Tepat Menyatakan Cinta

Tidak banyak perempuan yang berani untuk mengungkapkan perasaannya dan malah memilih untuk memendamnya entah sampai kapan. Sebenarnya, menyatakan cinta itu sah-sah saja selama anda menggunakan cara yang sopan dan tidak berlebihan.

Mengetahui Kadar Cinta Si Dia

Keingintahuan merupakan hal yang sangat wajar dalam kehidupan manusia. Keingintahuan dapat terkait dengan banyak hal dan salah satunya mengenai pasangan anda. Berikut beberapa tips untuk mengetahui kadar cinta si dia

Ada Banyak Cara Melupakan Mantan Pacar

Setiap hubungan percintaan pasti mengalami masa-masa yang sulit untuk bisa saling memahami perbedaan yang ada. Seringnya perbedaan tersebut malah membuat hubungan tersebut menjadi sangat buruk kualitasnya. Tidak jarang hal ini mengakibatkan putus cinta

Lewat Surat Cinta Bisa Lebih Ungkapkan Romantisme

E-mail, SMS, sampai instant messenger memang sangat mempermudah komunikasi kita dengan orang lain. Namun, ketika sedang menjalin kasih Anda pasti tak ingin menerima ucapan cinta melalui pesan singkat saja. Untuk mengatasi kebosanan dan membuat hubungan semakin romantis, tak ada salahnya untuk kembali menggunakan cara tradisional, yaitu surat cinta. Meski terbilang jadul, melalui surat cinta Anda bisa lebih puas mengungkapkan perasaan dengan kalimat yang lebih romantis. Apalagi jika surat itu Anda selipkan ke tangannya dilengkapi setangkai mawar merah.

Pada Bulan Merah Akankah Kau Pulang

Sampai penantian itu berbilang tahun --20 tahun hingga kini-- bagai kumbanng putus tali. Hilanng tanpa kendali. Andaikata pula ia tersesat, mestinya aku tahu di mana rimbanya. Kalaupun ia wafat, aku berharap tahu pula di mana tempat kuberziarah.

Doa Sebutir Peluru

Engkau teerdiam, bersarang di dalam leher seseorang setelah sebelumnya menerjang, berteriak garang. Engkau masih terdiam ketika leher yang kau lubangi itu mengucurkan darah merah, memulas tanah, mengguris hitam pada sejarah. Kemudian perlahan engkau meringis, mulai menangis, memaki segala macam tragedi sementara tubuhmu tak dapat bergerak, tetap berdiam di tubuh manusia malang itu.

Rabu, 11 Juli 2012

2. Nabi Idris AS

Kisah 25 Nabi dan Rasul

Seiring dengan berjalannya sang waktu, keturunan Nabi Adam semakin berkembang biak dan beranak cucu. Mereka menyebar ke berbagai pejuru dunia. Banyak di antara mereka yang berbuat kerusakan dan durhaka kepada allah. Mereka saling berperang dan bermusuhan dan berperang, perbuatan keji dan munkar merajalela. Untuk mengingatkan orang-orang yang sesat dan menghindarkan dari kerusakan yang lebih besar lagi, Allah mengutus Nabi Idris sebagai seorang Nabi dan Rasul untuk mengingatkan dan menyeru mereka agar kembali kepada jalan yang benar dan diridhai oleh Allah.

Nabi Idris addalah keturunan Nabi Syits, anak cucu Nabi Adam. Kepadanya Allah menurunkan tiga puluh shahifah (lembaran) yang berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya, terutama kepada ketturunan Qabil yang durhaka terhadap Allah. Dengan diturunkannya shahifah itu, maka resmilah Idris diangkat sebagai Nabi dan Rasul Allah.

Pengetahuan Nabi Idris AS



Nabi Idris adalah orang yang mula-mula pandai menulis dengan pena, pandai membaca, mengetahui ilmu falak, ilmu hitung, pandai menjahit, menunggang kuda, dan dialah yang mula-mula berani memerangi orang-orang yang sesat dan durhaka. Nabi Idris AS banyak mempelajari kitab-kitabyang diturunkan kepada Nabi Adam dan Nabi Syits. Beliau pulalah yang pertama-tama pandai mengguntunging dan menjaahit pakaian. Sebelum itu, semua orang memakai pakaian yang terbuat dari kulit binatang.

Nabi Idris AS mempunyai kekuatan yang luar biasa, sehingga beliau mendapat gelar Asad ul-Usud (singa segala singa). Dengan keperkasaannya itulah beliau memerangi kaumnya yang durhaka kepada Allah dan mengingkari syari'at-Nya. Dengan segala kelebihannya itu, Nabi Idris AS justru senantiasa ingat kepada Allah SWT, sehingga beliau memperoleh derajat yang tinggi, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

2_1 QS Maryam 56-57

Artinya: "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57)

Dalam sebagian riwayat diceritakan bahwa Nabi Idris As diberi kesempatan untuk bertemu dan berkenalan dengan para malaikat, beliau mengajukan permintaan untuk dapat melihat alam ghaib. Permintaan itu pun dikabulkan. Maka naiklah Nabi Idris AS ke langit yang keempat, sebagian ulama mengatakan, bahkan sampai ke langit keenam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang bersumber dari Anas bin Malik, dinyatakan: "Ketika Nabi Muhammad SAW dan Jibril melalui suatu tempat pada peristiwa Isra' dan Mi'raj, beliau sempat bertemu dengan seseorang yang menyambutnya seraya berkata: "Selamat datang wahai Nabi dan saudaraku yang shaleh." Maka bertanyalah Nabi Muhammad SAW kepada Jibril, "Siapakah dia?" Jibril menjawab,. "Idris." Di dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman:

2_2 QS Al-Anbiya 85-86

Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukan mereka ke dalam rahmat Kami.Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang shaleh." (QS. Al-Anbiya': 85-86)

Di antara nasehat Nabi Idris AS ialah:


1. Kesabaran yang disertai keimanan kepada Allah akan membawa kemenangan.

2. Orang yang bahagia adalah orang yang mawas diri dan mengharapkan syafa'at Allah dengan amalan-amalan shalehnya.

3. Jangan bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan jangan menuntut sumpah dari orang yang berdusta supaya kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.

4. Jangan mengiri kepada orang yang mujur nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya.

5. Barangsiapa melewati kesederhanaan (berlebih-lebihan atau berfoya-foya) tidak sesuatupun akan memuaskannya.

6. Kehidupan orang itu hendaknya mengandung hikmah.

Hikmah Kisah Nabi Idris AS



1. Kita harus meniru sifat sabar dan keshalehan Nabi Idris AS bila ingin mendapat derajat yang tinggi dan mulia di sisi Allah SWT.

2. Kepandaian yang dimiliki oleh Nabi Idris As tidak membuat dirinya sombong dan berbesar hati. Hal inilah yang harus ditiru oleh kita.

3. Pengetahuan yang didapat oleh Nabi Idris didapat dari ketekunannya menelaah alam dan mempelajari shahifah Nabi Adam dan Nabi Syits. Sebuah contoh mulia yang dapat ditauladani oleh kita semua, bahwa rajin pangkal pandai.

Sumber: Judul Buku : Kisah 25 Nabi dan Rasul
Penyusun : Mahfan SPd
Penerbit : Sandro Jaya Jakarta

1. Nabi Adam AS

Kisah 25 Nabi dan Rasul

Sebelum Nabi Adam diciptakan. Allah menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Langit dan bumi oleh Allah dalam waktu enam hari atau masa. Sedangkan satu hari atau satu masa di sisi Tuhan sama dengan seribu tahun menurut perhitungan manusia. Allah Maha Kuasa apabila menghendaki sesuatu cukup berfirman "Kun" (Jadilah!) maka jadilah apa yang diinginkan-Hya.

Penciptaan Malaikat



Sesudah menciptakan langit dan bumi Allah menciptakan makhluk yang bernama malaikat. Malaikat dibuat dari nur atau cahaya. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang tunduk dan patuh senantiasa berbakti kepada-Nya. Sama sekali tidak pernah durhaka kepada-Nya.

Malaikat tidak mempunyai nafsu, tidak makan dan tidak tidur, tidak melakukan perbuatan dosa. Tidak berjenis laki-laki atau perempuan dan mempunyai alam tersendiri yaitu alam ghaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia.

Jin dan Iblis



Jin dan iblis diciptakan dari api yang sangat panas, sebelum manusia.

1_1 QS Al-Hijr 27

Artinya: "Dan Kami menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS. Al-Hijr: 27)

Ia mempunyai jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Jin ada yang patuh dan ada yang ingkar kepada perintah Tuhan. Jin yang ingkar dan membangkang perintah Allah disebut iblis atau setan. Iblis dan keturunannya adalah makhluk yang sangat durhaka dan jahat. Tidak ada kebaikan sama sekali. Pekerjaan iblis dan setan adalah menggoda manusia agar tersesat dan jatuh dalam lembah dosa.

Permintaan iblis untuk hidup di dunia sampai hari kiamat dikabulkan Allah. Sebab dahulu iblis adalah makhluk yang pernah patuh kepada Allah. Jadi perpanjangan umur bagi iblis hingga hari kiamat adalah sebagai balasan bagi kebaikannya di masa lalu sebelum diciptakannya Nabi Adam. Setelah Nabi Adam diciptakan oleh Allah, iblis menjadi makhluk pembangkang.

Penciptaan Nabi Adam AS



Sesudah langit dan bumi, malaikat dan jin atau iblis diciptakan. Maka Allah hendak menciptakan makhluk yang akan diperintah untuk mengelola bumi, yaitu Adam. Kisah penciptaan Adam diawali dengan dialog antara Allah dan para malaikat-Nya. Allah SWT memberitahukan kepada para bahwa Ia akan menciptakan khalifah di muka bumi.

Para malaikat mengira lalai dalam menjalankan tugasnya maka mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menciptakan manusia? Padahal mereka hanya akan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka akan saling bermusuhan dan berbunuhan. Bukankah kami para malaikat senantiasa meng-Agungkan nama-Mu?"

Untuk meleyapkan kekuatiran para malaikat itu, Allah kemudian berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Para malaikat bungkam mendengar penegasan Allah itu. Bukankah Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu? Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an:

1_2 QS Al-Baqarah-30

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Memgapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 30)

Demikianlah Allah kemudian menciptakan Adam dari tanah liat dan lumpur hitam. Setelah terbentuk kemudian dimasukkan ruh ke dalamnya. Adam pun kemudian hidup. Bisa berdiri tegak. Adam adalah manusia pertama sekaligus sebagai Nabi pertama di muka bumi. Setelah penciptaan Adam, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud atau menghormat kepada Adam. Para malaikat pun bersujud sebagai pernyataan hormat dan ucapan selamat atas terciptanya Adam.

Hanya iblis yang tidak mau bersujud. Ia membangkang perintah Allah. Allah bertanya; "Apakah yang membuat engkau tidak mau bersujud kepada Adam?" "Saya lebih baik dari Adam. Engkau ciptakan saya dari api sedangkan Adam dari segumpal tanah." Kata iblis menyombongkan diri. Yang berpendapat api lebih baik dari tanah adalah iblis sendiri. Padahal hanya Tuhan-lah yang Maha Tahu siapa yang lebih mulia di antara makhluk ciptaan-Nya.

Allah murka mendengar jawaban iblis, "Hai iblis keluarlah engkau dari surga. Sungguh tidak patut engkau tinggal di sini lagi dan terkutuklah engkau selama-lamanya!" Iblis berkata, "Wahai Tuhan! Engkau kutuk dan Engkau usir aku dari surga karena Adam. Saya rela. Tapi kabulkanlah permohonan saya untuk hidup lama hingga hari kiamat nanti."

Permohonan iblis dikabulkan bahwa ia akandibiarkan hidup sampai hari kiamat tiba. Iblis kemudian bersumpah, "Ya Tuhan karena Engkau telah menghukum saya sebagai yang tersesat, maka saya akan menghalang-halangi Adam dan keturunannya dari jalan-Mu yang lurus. Saya akan mendatangi untuk menggoda mereka dari muka dan belakang, dari kiri dan kanan!"

Itulah sumpah iblis. Ia bertekad akan menyesatkan Adam dan keturunannya agar mereka menjauhi perintah Tuhan, berbuat kekacauan di muka bumi, saling bermusuhan dan berbunuhan satu sama lain. Allah SWT menceritakan hal ini dalam Al-Qur'an dengan firman-Nya:

1_3 QS Al-Hijr 27-40

Artinya: "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Dan (inngatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunnduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Maka bersujudlah para malaikat itu bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu, Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?" Berkata iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk." Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat." Berkata iblis: " Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan." Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan." Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang berbuat kebaikan di antara mereka." (QS. Al-Hijr: 27-40)

Adam Diajari Berbagai Ilmu Pengetahuan



Allah SWT menciptakan Adam sebagai khalifah di muka bumi. Tentunya seorang khalifah harus berilmu pengetahuan yang luas. Oleh karena itu setelah penciptaannya, Adam AS diajari oleh Allah berbagai macam ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam rangka mengemban amanah Illahi menegakkan kalimat-Nya di muka bumi. Allah mula-mula mengajarkan kepada Adam nama-nama benda yang dilihatnya, karena itu adalah pengetahuan pokok yang nanti diperlukannya untuk mengatur dan memelihara bumi.

Kepada para malaikat, Allah ingin membuktikan kemampuan Adam AS untuk mengatur dan memelihara bumi. Allah berfirman kepada para malaikat, "Sebutkan kepada-Ku nama-nama benda itu!" Malaikat menjawab, "Maha Suci Engkau Ya Allah. Tidak ada yang kami ketahui selain apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Hanya Engkaulah yang mengetahui segala-galanya." Lalu Allah berfirman kepada Adam AS, "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu!"

Adam kemudian menyebutkan nama benda-benda yang diketahuinya. Para malaikat kagum. Mereka memberi hormat sehormat-hormatnya. "Bukankah sudah Ku katakan, Aku mengetahui rahasia langit dan bumi? Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"? firman Allah kepada para malaikat. Para malaikat lalu memuja dan Mengagungkan Allah. Mereka semakin menaruh hormat kepada Adam. Ternyata Adam telah mengetahui apa yang belum mereka ketahui. Allah menegaskan hal itu dalam firman-Nya:

1_4 QS Al-Baqarah 31-32

Artinya: "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepda para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah: 31-32)

Allah SWT kemudian memberikan Adam sebuah tempat yang nyaman dan sentosa yaitu surga. Tempat itu indah permai, segala kebutuhan hidup telah tersedia. Kebun surga penuh dengan buah-buahan yang rasanya lezat, air sungainya jernih dan berbau harum, pohon, tumbuhan dan rumput seperti ditata rapi, teduh dan nyaman sekali. Sebenarnya tempat itu sangat menyenangkan, Adam berkeliling menjelajahi kebun-kebun dan taman-taman, tapi ia merasa kesepian karena tidak mempunyai kawan.

Diciptakannya Hawa Sebagai Pendamping Adam



Adam merasa kesepian karena tidak mempunyai teman atau pasangan. Padahal ia melihat semua binatang yang ada di surga itu hidup berpasang-pasangan. Rasa sepi dan sedih membuatnya letih. Adam pun tertidur pulas di bawah pohon yang teduh. Allah SWT Maha Tahu, Ia mengetahui pula yang tergerak di hati Adam yaitu ingin mempunyai teman. Maka selagi Adam tidur, Allah menciptakan manusia lagi yang diambil dari tulang rusuk Adam sendiri. manusia itu lain jenisnya dengan Adam. Ia adalah seorang wanita. Dan dinamakan Hawa.

Ketika Adam bangun dari tidurnya, ia pun terkejut. Adam mengusap-ngusap matanya, seakan tidak percaya. Ia melihat seorang duduk di sampingnya. Wanita itu indah, cantik dan menakjubkan. "Siapa engkau? Mengapa berada di sini?" tanya Adam. Dengan tersenyum Hawa menjawab, "Aku adalah Hawa yang diciptakan untuk menjadi teman hidupmu." Betapa gembira hati Adam mendengar jawaban itu. Ia memuji dan bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan keinginannya sehingga ia tidak merasa kesepian lagi. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

1_5 QS Al-Araf 189

Artinya: "Dialah yang menciptakan kamu dari diri yag satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. (QS. Al-A'raf: 189)

Godaan Iblis dan Turunnya Adam ke Bumi



Sejak pembangkangan iblis terhadap perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Adam, Allah menetapkan bahwa iblis adalah musuh Adam dan keturunannya. Iblis pun berjanji hendak menjerumuskan Adam dan keturunannya dalam kesesatan. Allah SWT secara tegas mengingattkan kepada Adam harus berhati-hati terhadap tipu dayanya sehingga tidak tergoda dan terjerumus ke dalam kesesatan.

Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan Adam dan keturunannya. Ia berdaya upaya agar Adam terusir dari surga. Kebetulan pada saat itu Adam dan Hawa sedang merasa haus dan lapar. Iblis datang sambil berkata. "Hai Adam, tampaknya kau dan istrimu sedang lapar dan haus. Makanlah buah dihadapanmu itu. Lihat, warnanya begitu indah dan segar, baunya pun sangat harum tentu rasanya sangat lezat." Adam tahu, buah di hadapannya memang tampak lain daripada yang lain. Tapi buah itu adalah buah larangan. Iblis membujuk Hawa, tapi Hawa juga tak berani makan buah itu.

Iblis kecewa dan merasa sakit hati. Tapi ia tidak putus asa. Pada suatu saat ia mendekati Adam lagi. Kali ini ia berkata: "Mengapa Tuhan melarangmu makan buah ini? Tak lain agar kalian tidak jadi malaikat. sebab jika kalian makan buah itu kalian akan menjadi penghuni kekal di surga ini. Percayalah, aku adalah seorang teman yang memberi nasihat baik." Pendirian Adam tidak tergoyahkan. Ia tetap tak mau menuruti godaan iblis untuk makan buah Khuldi.

Pada suatu kesempatan iblis datang lagi. Ia memilih waktu tepat. Adam dan Hawa baru saja berjalan-jalan keliling surga. Mereka kelelahan. Saat itulah iblis berkata: "Hai Adam, ketahuilah sebenarnya hanya golongan malaikat sajalah yang boleh makan buah itu. Sebab dengan makan buah itu para malaikat akan mengalami hidup kekal tanpa mengalami kematian."

Adam dan Hawa mulai mendengar perkataan iblis. "Kami telah mendengar rahasia Allah sebelum kalian dicipptakan," Sambung iblis. "Bahwa kalian takkan hidup lama. Beberapa waktu lagi kalian akan dimatikan. Nah jika kalian ingin hidup kekal abadi di surga ini makanlah buah itu, rasanya sungguh lezat tak ada duanya di surga ini. Sungguh bodoh jika kalian tidak mau menerima nasehatku."

Adam dan Hawa mulai tertarik. Iblis meneruskan bujukkannya. "Aku bersumpah di hadapan kalian. Demi Allah aku sebenarnya hanya memberi, karena aku merasa kasihan kepada kalian berdua. Larangan Tuhan itu tak lain adalah supaya kalian tidak bisa hidup kekal di surga ini."

Hawa yang terkena bujukan iblis itu berkata kepada Adam. "Rupanya ia benar ucapan iblis itu. Ia telah bersumpah dengan nama Allah. Hawa yang lemah hatinya kemudian menghampiri pohon buah Khuldi dan memetik buahnya. Pada saat itu Adam dan Hawa sedang merasa lelah, haus dan lapar. Terlebih setelah mendengar ucapan iblis bahwa buah khuldi itu rasanya paling lezat di surga. Keduanya pun lupa pada peringatan Allah. Keduanya lalu memakan buah itu. Rasanya memang lezat hingga keduanya lupa pada larangan Allah. Allah mencela perbuatan mereka dan berfiirman: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua mendekati pohon itu, dan Aku katakan kepadamu; Sesumgguhnya syetan itu adalah musuhmu yang nyata."

Allah SWT menceritakan hal ini dalam Al-Qur'an, firman-Nya:

1_6 QS Al-Araf 20-21

Artinya: "Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduannya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)." Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "SEsungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua," maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasakan buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu; "Susungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (QS. Al-A'raf: 20-22)

Adam dan Hawa sangat menyesa. Terlebih setelah memakan buah itu aurat mereka terbuka. Mereka berlarian ke sana ke mari sembari menutupi auratnya dengan dedaunan surga. Mereka sangat malu dan takut mendengar firmman Allah. Namun akhirnya Adam dan Hawa sadar bahwa mereka tak mungkin dapat menyembunyikan diri dari hadapan Allah Yang Maha Tahu. Adam dan Hawa pun meminta ampun kepada Allah:

1_7 QS Al-Araf 23

Artinya: "Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'raf: 23)

Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun, taubat Adam dan Hawa diterima, keduanya diampuni Allah. Allah SWT berfirman:

1_8 QS Al-Baqarah 37

Artinya: "Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi MAha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 37)

Tetapi atas kesalahan itu mereka harus keluar dari surga yang penuh dengan kenikmatan. Ini sudah sesuai dengan kehendak Allah yang memang menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai penghuni dan pengatur planet bumi. Allah SWT berfirman:

1_9 QS Al-Araf 24

Artinya: "Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan." (QS. Al-A'raf: 24)

Demikianlah, Adam dan Hawa harus turun dari surga. Sewaktu diturunkan ke bumi keduanya berada di tempat yang terpisah jauh. Konon Adam diturunkan di Tanah Hindia, sedang Hawa di Tanah Arab.

Di bumi mereka harus menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan kehidupan. Wajah bumi yanng belum tersentuh tangan manusia keadaannya sangat menyeramkan. Gunung-gunung menjulang tinggi, jurang-jurang terjal menganga leba, pohon-pohon rakksasa tumbuh berserakan, binatang-binatang buas baik yang besar maupun yang kecil berkeliaran di mana-mana. Untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin dan sengatan serangga, Adam dan Hawa memakai kulit binatang sebagai pakaiannya.

Selama bertahun-tahun keduanya saling mencari dan berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Perjalanan yang di tempuh sangat sukar dan penuh bahaya. Derita dan sengsara benar-benar mereka rasakan. Akhirnya mereka bertemu di Padang ARAFAH setelah saling mencari selama empat puluh tahun. Betapa terharunya Adam melihat keadaan istrinya yang telah kepayahan. Sengsara menapak jalan yang sulit dan kejam. Mereka berpelukan, menangis penuh haru.

Kini mulailah babak baru bagi kehidupan cikal bakal anak manusia. Adam dan Hawa tinggal di sebuah gua yang besar dan lebar. Gua itu terletak di dataran tinggi sehingga tak gampang diserang binatang buas. Dengan bekal yang telah diberi Allah, Adam mulai mengelola alam di sekitarnya. Ia menjinakkan binatang untuk diternakkan, mengelola lahan pertanian dan perkebunan buah-buahan. Tantangan alam yang keras telah menggerakkan akal pikiran Adam agar dapat mempertahankan kehidupan dengan keadaan yang lebih baik.

Apakah karena kesalahan Nabi Adam sehingga seluruh ummat manusia harus menderita hidup di dunia? Bukan? Nabi Adam memang diciptakan Allah sebagai khalifah atau pengelola bumi dan isinya. Hanya saja, setelah diciptakan Nabi Adam ditempatkan di surga, setelah itu beliau harus ke tempat tujuan yaitu bumi.

Namun dari sini kita harus pandai-pandai dan waspada terhadap bujuk rayu iblis dan setan. Mereka akan berusaha dengan segala macam cara untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Salah satu jurus iblis yang paling ampuh untuk meruntuhkan iman manusia ialah menjadikan baik suatu perbuatan maksiat atau dosa dalam pandangan manusia. Padahal dosa adalah dosa, maksiat adalah maksiat, barang tetap haram itu sudah jelas , jika dilanggar berarti kita menuruti bujukan setan yang musuh nyata bagi semua ummat manusia. Bukan setannya yang nyata tapi ucapan dan perbuatan yang bertentangan dengan agama itulah yang nyata dan dapat dipahami oleh manusia agar dihindarinya.

Kisah Qabil dan Habil dan Perkawinan di Zaman Nabi Adam AS



Adam dan Hawa, sebagai suami istri, sebagai manusia pertama, dan sebagai nenek-moyang kita, hidup rukun bersama. Tiap kali melahirkan, Siti Hawa selalu beranak kembar yang terdiri dari laki-laki dan perempuan sampai sepuluh kali. Pada kehamilan yang kesebelas yyakni yang terakhir, Siti Hawa hanya melahirkan satu anak laki-laki yang diberi nama Syits, yang kemudian menjadi Nabi. Dengan demikian, anak-anak mereka berjumlah dua puluh satu, terdiri atas sepuluh perempuan dan sebelas laki-laki.

Dibawah asuhan ayah ibunya yang penuh cinta kasih, tumbuhlah anak-anak mereka dengan cepatnya. Nabi Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan kasih sayang di antara anak-anaknya. Ketika menginjak usia dewasa, Allah membari petunjuk kepada Nabi Adam agar mengawinkan putera-puterinya. Qabil dikawinkan dengan adiknya Habil yang bernama Labuda. Sedang Habil dikawinkan dengan adiknya Qabil yang bernama Iqlima. Inilah syarat yang telah ditentukan Allah. Cara ini disampaikan Nabi Adam kepada putera-puterinya. Namun Qabil menolak mentah-mentah. Ia tidak mau dikawinkan dengan Labuda yang berwajah tidak secantik adiknya sendiri yaitu iqlima.

Ini adalah perselisihan pertama kali yang melahirkan permusuhan dan pertumpahan darah. Ini adalah bukti kebenaran firman Allah SWT ketika Adam terusir dari surga bahwa akan terjadi perselisihan dan permusuhan di antara anak cucu Adam. Rupanya Qabil telah termakan bujukan iblis, ia lebih memperturutkan hawa nafsu daripada akalnya. Ia tidak mau menerima syariat yang ditetapkan Nabi Adam.

Nabi Adam adalah ayah yang bijakksana. Ia terus menasehati Qabil agar menerima keputusan yang berasal dari Allah, namun Qabil tetap menolak. Akhirnya Adam memerintahkan kepada Qabil dan Habil mempersembahkan qurban. Biarlah Allah sendiri yang akan menentukan masalah itu. Maka dengan disaksikan seluruh anggota keluarga Adam, Qabil dan Habil mempersembahkan qurban di atas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya. Ia sengaja memilih hasil gandum dari jenis yang jelek. Sedang Habil mempersembahkan seekor kambing terbaik dan yang paling ia sayangi. Dengan berdebar-debar mereka menyaksikan dari jauh. Tak lama kemudian nampak api besar menyambar kambing persembahan Habil. Sedangkan gandum persembahan Qabil tetap utuh, berati qurbannya tidak diterima.

Qabil sangat kecewa melihat kenyataan itu. Ia terpaksa menerimanya. Maka berlangsunglah perkawinan itu. Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima. Hari-hari berlalu. Iblis datang merasuki pikiran Qabil. Ia membisikkan sesuatu. Bahwa jika Qabil dapat membunuh Habil tentulah ia akan dapat mengawini Iqlima yang cantik jelita. Hal ini terus menerus dilakukan oleh iblis tanpa jemu dan bosan.

Pada dasarnya nafsu Qabil memang ingin memilik Iqlima, maka ia turuti bisikan iblis itu. Padda suatu hari, ketika HAbil mengembalakan ternaknya di tempat yang sepi. Jauh dadi pemukiman Nabi Adam dan Hawa, tiba-tiba tanpa setahu Habil saudaranya itu memukul kepalanya dengan keras sekali. Maka matilah Habil. Inilah pembunuhan pertama atas ummat manusia di bumi. Iblis tertawa kesenangan, ia sudah mempunyai teman. Allah SWT menceritakan hal ini dalam Al-Qur'an:

1_10 QS Al-Maidah 27-30

Artinya: "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (HAbil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertaqwa." "Sesungguhnya kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam." "Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembai dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim." Maka hawa nafsu Qabil menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antaraorang-orang yang merugi." (QS. Al-Maidah: 27-30)

Setelah Habil mati, Qabil merasa kebingungan. Diguncang-guncangkan tubuh saudaranya itu, tentu saja tak mau bergerak. Lalu ia bawa ke sana ke mari. Ia benar-benar kacau, tak tahu harus dikemanakan mayat saudaranya itu. Ia merasa menyesal, ait matanya berlinangan.

Pelajaran dari Burung Gagak



Pada saat Qabil kebingungan, Allah memberikan ilham melalui burung gagak. Ada dua ekor burung gagak yang berebut hendak mematuk mayat Habil. Burung gagak itu bertarung. Salah seekor tewas dalam pertarungan itu. Lalu burung gagak yang masih hidup menggali tanah. Burung gagak yang mati ditarik ke dalam tanah dan ditimbuninya.

1_11 QS Al-Maidah 31

Artinya: "Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini" Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal." (QS. Al-Maidah: 31)

Demikianlah riwayat Qabil yang akhirnya dapat menguburkan mayat saudaranya, Habil. Dengan demikian, Qabil menjadi orang pertama yang membunuh sesamanya, sedangkan Habil menjadi orang pertama yang terbunuh oleh sesamanya di muka bumi ini.

Nabi Adam AS wafat dalam usia seribu tahun, dan setahun kemudian wafat pula istrinya (Hawa). Sebagian riwayat mengatakan, bahwa Nabi Adam As dimakamkan di Makkah, berdekatan dengan makam istrinya. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan: "Sesungguhnya Allah SWT menciptakan Adam pada hari Jumat, dan diturunkan ke bumi pada hari Jumat. Begitu pula ketika Nabi Adam bertaubat kepada Allah setelah memakan buah terlarang pada hari Jumat; dan wafat pada hari Jumat pula."

Hikmah Kisah Nabi Adam



1. Kita harus memahami bahwa diri kita khalifah Allah, diberi amanah untuk mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya.

2. Kita harus waspada terhadap bujuk rayu syetan dan membentengi diri dengan iman dan amal shaleh.

3. Manusia tidak dapat luput dari salah dan lupa. Kita harus segera sadar dan bertaubat serta memohon ampun kepada Allah, bila melakukan dosa dan kesalahan.

Sumber: Judul Buku, Kisah 25 Nabi dan Rasul
Penyusun : Mahfan SPd
Penerbit : Sandro Jaya Jakarta

Kisah 25 Nabi dan Rasul (Pendahuluan)

Kisah 25 Nabi dan Rasul

Pendahuluan





1. Pengertian Nabi dan Rasul



Nabi dan Rasul adalah hamba-hamba Allah pilihan yang menerima wahyu dan risalah dari Allah SWT. Nabi adalah hamba Allah yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri. Rasul adalah manusia pilihan yang menerima wahyu dan risalah dari Allah SWT dan bertanggung jawab menyampaikan menyampaikannya kepada ummat manusia. Setiap Rasul adalah Nabi, sedangkan Nabi belum tentu Rasul.

2. Jumlah Nabi dan Rasul


Jumlah Nabi dan Rasul sangat banyak. Namun yang tersebut dalam Al-Qur'an dan wajib kita imani berjumlah 25 orang. Mereka adalah Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Ya'qub, Yusuf, Suaib, Ayub, Zulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa', Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Muhammad SAW.

Banyak Nabi dan Rasul lainnya yang tidak dikisahkan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

Pendahuluan-1-QS_An-Nisa-146

Artinya: "Dan (Kami telah mengutus) Rasul-Rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-Rasul yang Kami kisahkan tentang mereka kepadamu." (QS. An-Nisa': 164)

Nabi dan Rasul Allah SWT tidaklah sama keutamaan dan kedudukan mereka, Allah telah melebihkan derajat sebagian Nabi dan Rasul atas sebagian yang lain. Allah SWT berfirman:



"Rasul-Rasul itu Kami sebagian mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat." (QS. Al-Baqarah: 253)

Nabi Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman, keberadaannya untuk menyempurnakan risalah dan syari'at Illahiyah dari para Nabi dan Rasul sebelumnya. Allah SWT berfirman:

Pendahuluan-3-QS_Al-Ahzab-40

Artinya: "Muhammad sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi." (QS. Al-Ahzab: 40)

Pendahuluan-4-QS_Al-Maidah-3

Artinya: "Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. Al-Maidah: 3)

3. Setiap Ummat Memiliki Rasul



Setiap ummat di dunia inimemiliki Rasul. Allah SWT mengutus setiap Rasul-Nya untuk tiap ummat sepanjang masa terus-menerus. Tidak ada satu ummat pun yang tidak punya Rasul. Hal ini supaya setiap ummat di muka bumi ini tetap beriman dan berbakti kepada Allah SWT serta menghindarkan kerusakan yang dilakukan oleh ummat tertentu. Karena Rasul diutus dengan tujuan mengingatkan mereka yang lalai dan memmberi kabar baik bagi yang ingat. Jadi setiap ummat memiliki Rasul. Allah berfirman:

Pendahuluan-5-QS_An-Nahl-63

Artinya: "Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu." (QS. An-Nahl: 63)

Pendahuluan-6-QS_Fatir-24

Artinya: "Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan." (QS. Fathir: 24)

Pendahuluan-7-QS_Yunus-47

Artinya: "Tiap-tiap ummat memiliki Rasul, maka apabila telah datang Rasul mereka, diberilah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya." (QS. Yunus: 47)

4. Rasul Pasti Seorang Laki-Laki



Allah mengutus Rasul-Nya dari golongan manusia, bukan malaikat atau makhluk lain, serta berjenis kelamin laki-laki. Allah SWT berfirman:

Pendahuluan-8-QS_Al-Anbiya-7

Artinya: "Kami tiada mengutus Rasul-Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka." (QS. Al-Anbiya: 7)

Pendahuluan-9-QS_Al-Isra-95

Artinya: "Katakanlah: "Kalau seandainya ada mailakat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka malaikat menjadi Rasul." (QS. Al-Isra': 95)

5. Tujuan Diutusnya Rasul-Rasul



Rasul-Rasul diutus oleh Allah SWT dengan maksud dan tujuan yang sama, yakni mengajak manusia beribadah kepada Allah dan memurnikan keimanan hanya kepada-Nya, serta memberikan peringatan bagi mereka yang lalai. Allah SWT berfirman:

Pendahuluan-10-QS_Al-Anbiya-25

Artinya: "Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (QS. Al-Anbiya': 25)

Dalam ayat lain Allah berfirman:

Pendahuluan-11-QS_An-Nahl-36

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu," (QS. An-nahl: 36)

Dari ayat di atas, jelaslah bahwa tujuan utama diutusnya para Rasul adalah untuk menyeru manusia untuk beriman kepada Allah.

6. Nabi dan Rasul Terpelihara dari Dosa dan Noda (Ma'shum)



Para nabi dan Rasul Allah adalah manusia-manusia pilihan yang ditunjuk oleh Allah untuk mengemban misi Illahiyah di muka bumi sebagai penyeru kebaikan dan pemberi peringatan bagi yang lalai. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

Pendahuluan-QS_Ali_Imran-33

Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala ummat." (QS. Ali Imran: 33)

Para Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia pilihan yang benar-benar suci. Mereka telah dibersihkan dari berbagai macam keburukan, dipelihara dari macam-macam maksiat, baik besar maupun kecil. Allah berfirman:

Pendahuluan-12-QS_Ali-Imran-161

Artinya: "Tidak mungkin seorang Nabi berbuat khianat." (QS. Ali Imran: 161)

Para Nabi dan Rasul juga dibekai keistimewaan-keistimewaan yang telah dimiliki oleh manusia pada umumnya. Mereka dibekali dengan budi pekerti yang luhur dan mulia, seperti sifat benar (shiddiq), dapat dipercaya (amanah), merasa cukup dengan karunia Allah (qana'ah) serta keberanian yang luar biasa dalam menentang kebathilan dan memerangi kesesatan. perilaku dan sifat yang mulia tersebut adalah suri tauladan yang baik bagi para pengikutnya. Para Nabi dan Rasul juga dibekali mukjizat, yaitu kejadian luar biasa yang hanya terjadi pada diri para Nabi dan Rasul atas izin Allah SWT. Allah memberikan mukjizat sebagai bukti atau hujjah bagi kebenaran risalah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul-Nya.

Rasul-Rasul Ulul Azmi



Di antara para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah, terdapat Rasul-Rasul "Ulul Azmi" artinya yang mempunyai tekad yang kuat dan keteguhan tanpa batas. Mereka mengerahkan segala daya dan upaya dengan penuh kesabaran untuk menegakkan kalimat Allah dan membumikan syari'at Allah di muka bumi. Walaupun godaan dan tantangan serta bahaya datang silih berganti, mereka terus menjalankan misi ke-Nabian yang telah diamanahkan, dengan penuh ikhlas karena Allah semata. Allah menyuruh kepada Nabi Muhammad untuk mengambil suri tauladan dari para Rasul ulul azmi. Firman-Nya:

Pendahuluan-13-QS_Al-Ahqaaf-35

Artinya: "Maka bersabarlah kamu seperti Rasul-Rasul ulul azmi." (QS. Al-Ahqaf: 35)

Rasul-Rasul ulul azmi adalah:

1. Nuh AS
2.Ibrahim AS
3. Musa AS
4. Isa AS
5. Muhammad SAW

Allah telah menyebutkan nama-nama mereka dalam Al-Qur'an dalam dua buah ayat:

Pendahuluan-14-QS_Al-Ahzab-7

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-Nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh." (QS. Al-Ahzab: 7)

Pendahuluan-15-QS_Asy-Syura-13

Artinya: "Dia telah mensyari'atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)." (QS. Asy-Syura: 13)

8. Nabi Muhammad SAW Penutup Risalah



Tugas utama para Nabi dan Rasul adalah menyeru ummat manusia untuk menyambah Allah dan meninggalkan sesembahan selain Allah. Allah berfirman:

Pendahuluan-16-QS_An-Nahl-36

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut itu." (QS. An-Nahl: 36)

Kaitannya dengan hal ini para Nabi dan Rasul juga memperingatkan ummat bahwa Allah akan memberikan balasan yang setimpal dengan apa yang mereka lakukan. Yang durhaka dan melampaui batas Allah akan menimpakan adzab dan siksa, dan memberi ganjaran kebaikan di dunia dan akhirat bagi mereka yang taat dan berbakti kepada Allah SWT.

Setiap Nabi itu akan datang sesudah Nabi yang lain. Untuk lebih menyempurnakan ajaran yang telah di bawa oleh Nabi sebelumnya. Jadi bagaikan memperbaiki bangunan, maka Nabi yang baru datang seolah-olah sebagai penerus dan penyempurna, sehingga bangunan itu benar-benar sempurna. Namun para Nabi dan Rasul tersebut mengajarkan tata cara beribadah kepada Allah sesuai dengan situasi dan kondisi ummat pada saat itu. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"Perumpamaanku dan perumpamaan semua Nabi itu adalah sebagaimana seorang yang mendirikan sebuah banguna (gedung), ia telah menyempurnakannya dan memperindahnya, orang yang mengunjungi dan melihat bangunan tersebut berkata: "Kami belum melihat bangunan sebagus ini kecuali sebuah batu bata ini, maka akulah batu bata itu" (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Muhammad SAW adalah Nabi terakhir dan sebagai penyempurna risalah yang dibawa Nabi dan Rasul sebelumnya.

Pendahuluan-17-QS_Al-Maaidah-3

Artinya: "Pada hari ini Aku telah menyempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah sempurnakan nikmat-Ku padamu dan Aku rela Islam sebagai agama bagimu." (QS. Al-Maidah: 3)

Dengan kesempurnaan dan kelengkapan agama itu, maka selesailah tugas ke-Nabian dan tidak ada lagi nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman:

Pendahuluan-18-QS_Al-Ahzab-40

Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi ia adalah utusan Allah dan penutup Nabi-Nabi." (QS. Al-Ahzab: 40)

Sumber: Judul Buku, Kisah 25 Nabi & Rasul
Penyusun: Mahfan S.Pd
Penerbit: Sandro Jaya Jakarta

Senin, 09 Juli 2012

Menelusuri Makna Prasasti Kedukan Bukit (Sriwijaya)

Menelusuri Makna Prasasti Kedukan Bukit (Sriwijaya)

Di antara prasasti-prasasti Kerajaan Sriwijaya, prasasti Kedukan Bukit paling menarik diperbincangkan. Di samping banyak mengandung kata yang tidak mudah ditafsirkan, prasasti tersebut oleh beberapa sarjana dianggap mengandung kunci pemecahan masalah lokasi ibukota kerajaan besar itu, yang mendominasi pelayaran dan perdagangan internasional selama empat abad. Dari segi ilmu bahasa, prasasti Kedukan Bukit merupakan pertulisan bahasa Melayu-Indonesia tertua yang pernah ditemukan sampai saat ini.

Alkisah, di daerah Kedukan Bukit, Palembang, terdapat batu bertuliskan huruf kuno yang dikeramatkan penduduk. Jika diadakan perlombaan perahu bidar di Sungai Musi, perahu yang akan dipakai ditambatkan dulu pada batu itu dengan harapan memperoleh kemenangan.

Pada bulan November 1920, Batenburg seorang kontrolir Belanda mengenali batu itu sebagai prasasti. penemuan itu dilaporkan pada Oudheidkundigen Dienst (Dinas Purbakala). Akhirnya, prasasti itu tersimpan di Museum Pusat Jakarta dengan nomor D.146.

Pada tahun itu juga, Residen palembang L.C. Westenenk menemukan prasasti lain di daerah Talang Tuo. Di Museum Pusat prasasti itu bernomor D.145. Kemudian kedua prasasti itu ditranskripsikan dan diterjemahkan oleh Philippus Samuel van Ronkel dalam tulisannya, "A Preliminary Notice Concerning Two Old Malay Inscriptions Palembang," pada majalah ilmiah Acta Orientalia, Volume II, 1924, hh. 12-21.

Isi Prasasti
Prasasti Kedukan Bukit bertarikh 604 Saka (682 Masehi) dan merupakan prasasti berangka tahun yang tertua di Indonesia. Terdiri dari sepuluh baris, tertulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, masing-masing baris berbunyi sebagai berikut:

1. Swasti, sri. Sakawarsatita 604 Saka ekadasi su-

2. klapaksa wulan Waisakha Dapunta Hyang naik di

3. samwau mangalap. Di saptami suklapaksa

4. wulan Jyestha Dapunta Hyang marlapas dari Minanga

5. tamwan mamawa yang wala dua laksa dangan kosa

6. dua ratus cara di samwau, dangan jalan sariwu

7. telu ratus sapulu dua wanyaknya, datang di Mukha Upang

sukhacitta. Di pancami suklapaksa wulan Asada

9. laghu mudita datang marwuat wanua....

10. Sriwijaya jaya siddhayarta subhiksa

Terjemahan dalam Indonesia modern:
1. Bahagia, sukses, Tahun Saka berlalu 604 hari kesebelas

2. paroterang bulan Waisaka Dapunta Hyang naik di

3. perahu melakukan perjalanan. Di hari ketujuh paroterang

4. bulan Jesta Dapunta Hyang berlepas dari Minanga

5. tambahan membawa balatentara dua laksa dengan perbekalan

6. dua ratus koli di perahu, dengan berjalan seribu

7. tiga ratus dua belas banyaknya, datang di Muka Upang

8. sukacita. Di hari kelima paroterang bulan Asada

9. lega gembira datang membuat wanua....

10. Perjalanan jaya Sriwijaya berlangsung sempurna

Prasasti Kedukan Bukit menguraikan jayasiddhayatra (perjalanan jaya) dari penguasa Kerajaan Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang. Oleh karena Dapunta Hyang membawa puluhan ribu tentara lengkap dengan perbekalan, sudah tentu perjalanan itu bukanlah piknik, melainkan ekspedisi militer menaklukkan suatu daerah. Dari prasasti Kedukan Bukit, kita mendapatkan data-data:

1. Dapunta Hyang naik perahu tanggal 11 Waisaka 604 (23 April 682). Tidak ada keterangan dari mana naik perahu dan mau kemana.

2. Dapunta Hyang berangkat dari Minanga tanggal 7 Jesta (19 Mei) dengan membawa lebih dari 20.000 balatentara. Rombongan lalu tiba di Muka Upang (sampai kini masih ada desa Upang di tepi Sungai Musi, sebelah timur Palembang).

3. Dapunta Hyang membuat 'wanua' tanggal 5 Asada (16 Juni). (Penyesuaian tarikh Saka ke tarikh Masehi diambil dari Louis-Charles Damais, "Etude d'Epigraphie Indonesienne III: Liste des Principales Datees de l'Indonesie," BEFEO, tome 46, 1952).

Prasasti Kedukan Bukit hanya menyebutkan gelar Dapunta Hyang tanpa disertai nama raja tersebut. Dalam prasasti Talang Tuwo yang dipahat tahun 606 Saka (684 M) disebutkan bahwa raja Sriwijaya Dapunta Hyang Sri Jayanasa menitahkan pembuatan Taman Sriksetra tanggal 2 Caitra 606 (23 Maret 684). Beasar kemungkinan dialah raja Sriwijaya yang dimaksudkan dalam prasasti Kedukan Bukit.

Timbul setumpuk pertanyaan: Dimanakah letak Minanga? Benarkah Minanga merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya, ataukah hanya daerah taklukan Sriwijaya? Apakah arti kalimat 'marwuat wanua'? Benarkah kalimat itu menyatakan pembangunan sebuah kota seperti banyak ahli sejarah?

Demikianlah prasasti Kedukan Bukit mengandung banyak persoalan yang tidak sederhana. "This text has coused much ink to flow" kata Prof. Dr. George Coedes dalam bukunya, The Indianized States of souttfeast Asia, University of Malay Press, Kuala Lumpur, 1968, h. 82.

Beberapa Tafsiran
Pada tahun 1975 Departeman P & K menerbitkan enam jilid buku Sejarah Nasional Indonesia yang ditetapkan sebagai buku standar bagi pelajaran sejarah di sekolah-sekolah. Jilid II membahas Zaman Kuno, disusun oleh Ayatrohaedi, Edi sedyawati, Edhie wuryantoro, Hasan Djafar, Oei Soan Nio, Soekarto K. Atmojo dan Suyatmi Satari, dengan editor Bambang Sumadio.

Tafsiran mereka terhadap isi prasasti Kedukan Bukit sebagai berikut: Dapunta Hyang memulai perjalanan dari Minanga Tamwan, kemudian mendirikan kota yang diberi nama Sriwijaya. Mungkin sekali pusat Sriwijaya terletak di Minanga Tamwan itulah, daerah pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri (Sejarah Nasional Indonesia, II, Balai Pustaka, Jakarta, 1977, h. 53).

Dr. Buchari, ahli epigrafi terkemuka, dalam tulisannya "An Old Malay Inscription of Srivijaya at Palas Pasemah (South Lampung)," Pra Seminar Penelitian Sriwijaya, Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional, Jakarta, 1979, hh. 26-28, memberikan penafsiran yang berbeda: Pada mulanya Kerajaan Sriwijaya berpusat di Minanga yang terletak di Batang Kuantan, di tepi Sungai Inderagiri, dengan alasan minanga = muara = kuala = kuantan. Lalu pada tahun 682 Dapunta Hyang menyerang Palembang dan membuat kota yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan yang baru.

Jadi pada tahun 682 terjadi perpindahan ibukota Sriwijaya dari Minanga ke Palembang. Dr Slamet Mulyana, ahli filologi ternama, dalam bukunya Kuntala, Sriwijaya dan Suwarnabhumi, Idayu, Jakarta, 1981, hh. 73-74, berpendapat bahwa Kerajaan Sriwijaya selamanya beribukota di Palembang dan tidak pernah berpindah-pindah. Isi prasasti Kedukan Bukit tidak ada hubungannya dengan pembuatan kota Sriwijaya. Dan Minanga yang disebutkan dalam prasasti itu hanyalah sebuah daerah taklukan Sriwijaya. Slamet Mulyana melokasikan Minanga di Binanga, yang terletak di tepi Sungai Barumun, Sumatera Timur.

Lokasi Sriwijaya
Pendata I-tsing (624-713), dalam pelayaran dari China ke India tahun 671, singgah di negeri Sriwijaya enam bulan lamanya untuk mempelajari Sabdawidya (tatabahasa Sansekerta), ketika pulang dari India tahun 685 I-tsing bertahun-tahun tinggal di Sriwijaya untuk menerjemahkan naskah-naskah Buddha dadi bahasa Sansekerta ke bahasa China. I-tsing kembali ke China dari Sriwijaya tahun 695. Selama di Sriwijaya dia menulis dua buah bukunya yang temasyhur, Nan-hai Chi-kuei Nei-fa (Catatan Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut Selatan) serta Ta-T'ang Hsi-yu Ch'iu-fa Kao-seng Chuan (Catatan Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman Dinasti Tang).

Kedua karya I-tsing masing-masing diterjemahkan oleh Junjiro Takakusu, A record of Buddhist Religion as Practised in India and the Malay Achipelago AD 671-695, by I-tsing, Oxford, London, 1896, dan oleh Edouard Chavannes, Memoire compose a l'epoque de la grande dynastie Tang, sur les Religiuex Eminents qui allerent chercher la loi dans les pay d'Occident, par I-tsing, Ernest leroux, Paris, 1894.

Cuplikan uraian I-tsing juga terdapat dalam karya Gabriel Ferrand, L'Empire Sumatranais de Crivijaya, Imprimerie Nationale, Paris 1922, Bab "Textes Chinois,serta karya Paul Wheatley, the Golden Khersonese, University of Malaya Press, Kuala Lumpur, 1961, Bab "Towards the Holy Land." Kemudian Oliver W. Wolters dalam bukunya Early Indonesian Commerce, Cornell University Press, Ithaca, 1967, mengoreksi kekeliruan terjemahan Takakusu dan Chavannes.

Dalam kedua karya itu I-tsing memberikan informasi berharga mengenai letak dan keadaan Sriwijaya. Oleh karena itu dia lama berdiam di Sriwijaya, sudah tentu keterangannya sangat dapat dipercaya. I-tsing menyaksikan keadaan Sriwijaya dengan mata kepalanya sendiri. Uraian-uraiannya merupakan sumber berita dari tangan pertama. Tidak ada alasan bagi kita untuk meragukan pernyataan I-tsing itu.

Kisah pelayaran I-tsing dari Kanton tahun 671 diceritakannya sendiri sebagai berikut: "Ketika angin timur laut mulai bertiup, kami berlayar meninggalkan Kanton menuju selatan.... Setelah lebih kurang dua puluh hari berlayar, kami sampai di negeri Sriwijaya. Di sana saya berdiam selama enam utnuk belajar Sabdawidya. Sri Baginda sangat baik kepada saya. Beliau menolong mengirimkan saya ke negeri Melayu, di mana saya singgah selama dua bulan. Kemudian saya kembali meneruskan pelayaran ke Kedah.... Berlayar dari Kedah menuju utara lebih dari sepuluh hari, kami sampai di Kepulauan Orang Telanjang (Nikobar).... Dari sini berlayar ke arah barat laut selama setengah bulan, lalu kami sampai di Tamralipti (pantai timur India)." (Chavannes, h. 119; Ferrand, h. 4; Wheatley, hh. 41-42; Wolters, hh. 207-208).

Perjalanan pulang dari India tahun 685 diceritakan I-tsing sebagai berikut: "Tamralipti adalah tempat kami naik kapal jika akan kembali ke China. Berlayar dari sini menuju tenggara, dalam dua bulan kami sampai di Kedah. Tempat ini sekarang menjadi kepunyaan Sriwijaya.... Saat kapal tiba adalah bulan pertama atau kedua.... Kami tinggalkan Kedah sampai musim dingin, lalu naik kapal ke arah selatan. Setelah kira-kira sebulan, kami sampai di negeri Melayu, yang sekarang menjadi bagian Sriwijaya. Kapal-kapal umumnya juga tiba pada bulan pertama atau kedua. Kapal-kapal itu senantiasa tinggal di Melayu sampai pertengahan musim panas, lalu mereka berlayar ke arah utara, dan mencapai Kanton dalam waktu sebulan." (Takakusu, h. 34; Wheatley, hh. 41-41; Wolters, hh. 227-228).

Dari uraian I-tsing jelas sekali bahwa Melayu terletak di tengah pelayaran antara Sriwijaya dan Kedah. Jadi Sriwijaya terletak di selatan atau tenggara Melayu. Hampir semua ahli sejarah sepakat bahwa negeri Melayu berlokasi di Jambi, sebab pada alas arca Amonghapasa yang ditemukan di Jambi terdapat prasasti bertarikh 1208 Saka (1286 M) yang menyebutkan bahwa arca itu merupakan hadiah raja Kertanagara (Singhasari) kepada raja Melayu (Lihat: R. Pitono Hardjowardojo, Adityawarman, Sebuah Studi tentang Tokoh Nasional dari abad XIV, Bhratara, Djakarta, 1966, hh. 36-38). I-tsing juga mengatakan bahwa Sriwijaya terletak di muara sungai yang besar (Chavannes, h. 176; Ferrand, h. 6; Wolters, h.226). Maka satu-satunya tempat yang memenuhi syarat sebagai lokasi negeri Sriwijaya adalah PALEMBANG.

Ditinjau dari data arkeologi, pelokasian Sriwijaya di Palembang memperoleh pembuktian yang kuat. Sebagian besar prasasti Sriwijaya ditemukan di Palembang: Kedukan Bukit, Talang Tuwo, Telaga Batu, lima buah pecahan prasasti, dan batu-batu mengenai siddhayatra'. Pada salah satu pecahan prasasti terdapat keterangan mengenai perdatuan (istana raja). Yang lebih meyakinkan, prasasti Telaga Batu menyebutkan berbagai pembesar tinngi yang hanya mungkin ada di ibukota atau pusat pemerintahan suatu kerajaan, seperti putra mahkota, selir raja, senopati, hakim, para menteri, sampai pembersih dan pelayan istana. Lihat: George Coedes, "Les Inscription Malaises de Crivijaya", BEFEO, tomr 30, 1930, hh. 29-80; Johanes Gijsbertus de Casparis, Prasasti Indonesia II, Dinas Purbakala Republik Indonesia, Masa Baru, Bandung, 1956, hh.1-46.

Ir. J.L. Moens dalam karangannya "Crivijaya, Yava en Kataf," dalam TBG, deel 77, 1937, melokasikan Sriwijaya di Muara Takus yang terletak pada garis khatulistiwa, berdasarkan uraian I-tsing bahwa di Sriwijaya orang yang berdiri pada tengah hari tidak mempunyai bayang-bayang. Tetapi di Muara Takus tidak ada bukti arkeologis yang lebih kuat daripada di Palembang. Pernyataan I-tsing itu tidak harus berarti Sriwijaya pada lintang nol derajat, melainkan dapat ditafsirkan bahwa Sriwijaya terletak di sekitar khatulistiwa.

Palembang pun memenuhi syarat, sebab terletak pada posisi tiga derajat lintang lintang selatan (masih dekat dengan khatulistiwa). Patut diingat I-tsing biasa hidup di negeri China di mana bayang-bayang tengah hari cukup panjang. Dapat dipahami jika dia mengatakan di Sriwijaya (Palembang) tidak ada bayang-bayang tengah hari. Bahwa negeri Sriwijaya tidak terletak pada garis khatulistiwa, melainkan di selatan khatulistiwa, terbukti dari keterangan Al-Biruni yang mengatakan bahwa garis khatulistiwa terletak antara Kedah dan Sriwijaya (Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al-Biruni, ahli geografi Persia, mengunjungi Asia Tenggara tahun 1030 dan menulis catatan perjalanan Tahqiq ma li l-Hind (Fakta-fakta di Hindia). Paul Wheatley, h. 219, menerjamahkan keterangan Al-Biruni: "The equator runs between Kedah and Srivijaya).

Pada tahun 1854, atas perintah Menteri P & K Muhammad Yamin, Dinas Purbakala mengadakan penelitian geomorfologi pantai timur Sumatera. Hasil penelitian itu menyatakan bahwa pada abad ketujuh Jambi dan Palembang masih terletak di tepi laut. Jambi mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam menguasai lalu lintas pelayaran. Kapal-kapal dari India, China, dan Jawa harus melewati Jambi, sedangkan Palembang hanya dilewati kapal-kapal yang berlayar antara Selat Malaka dan Jawa. Lagi pula, letak pelabuhan Jambi menghadap ke laut bebas, sedangkan pelabuhan Palembang hanya menghadap ke Selat Bangka.

Berdasarkan hasil penelitian itu, Dr. Sukmono dalam tulisannya "Tentang Lokalisasi Crivijaya," Laporan kongres Ilmu Pengetahuan Nasional Pertama, Jilid V, Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia, Djakarta, 1958, cenderung melokasikan Sriwijaya di Jambi. Kiranya pendapat Dr. Sukmono ini terlalu tergesa-gesa. Meskipun Jambi lebih stategis. Tidaklah berarti Sriwijaya harus di Jambi, sebab tidak ada sumber sejarah yang mengatakan letak Sriwijaya strategis. Kata I-tsing, yang selalu disinggahi kapal-kapal adalah Melayu bukan Sriwijaya. Jadi hasil penelitian geomorfologi itu justru membuktikan Jambi sebagai lokasi negeri Melayu!

Sewaktu Kerajaan Sriwijaya baru berdiri pada pertengahan abad ketujuh, negeri itu hanya sering disinggahi pendeta-pendeta China untuk urusan keagamaan. Kata I-tsing, pendeta China yang ingin mempelajari ajaran Buddha di India sebaiknya berdiam dulu di Sriwijaya untuk berlatih (Takakusu, h. 34; Coedes, The Indianized States, h. 81). Ditinjau dari segi keagamaan Sriwijaya memang menonjol. Tetapi dari segi ekonomi dan perdagangan Sriwijaya tertinggal oleh Melayu dan Kedah yang letaknya strategis. Itulah sebabnya pada akhir abad ketujuh Sriwijaya melancarkan ekspansi teritorial untuk menguasai pelabuhan-pelabuhan strategis di Selat Malaka.

Ketika I-tsing pulang dari India tahun 685, dia mengatakan bahwa Kedah dan Malayu sudah menjadi daerah kekuasaan Sriwijaya. Jelaslah bahwa dominasi Kerajaan Sriwijaya atas Selat malaka bukanlah karena letak ibukotanya strategis, melainkan karena kerajaan itu mampu menguasai pelabuhan Malayu dan Kedah. Kesimpulannya, ditinjau dari segi manapun (data arkeologi, uraian I-tsing, penelitian geomorfologi), tidak ada tempat lain yang cocok sebagai lokasi negeri Sriwijaya selain Palembang. Seperti kata prof, Oliver W. Wolters, "Srivijaya had its capital at Palembang and nowhere else. In support of this location, there is an impressive consistency between the epigraphic evidence and I-tsing's records" (Wolters, h. 208. Kesimpulan yang sama dikemukakan oleh Coedes, 1968, h. 92).

"Marwuat Wanua "
Banyak ahli sejarah yang mengartikan ungkapan "marwuat wanua" pada prasasti Kedukan Bukit dengan "membuat kota," sehinnga timbul anggapan bahwa pada tahun 682 Dapunta Hyang datang ke Palembang untuk membuat kota Sriwijaya. Padahal pada tahun 671 I-tsing telah singgah di Sriwijaya. Menurut Hsin-T'ang-shu (Sejarah Baru Dinasti Tang), Kerajaan Sriwijaya telah mengirimkan utusan ke China pada periode 670-673. Lihat: Paul Pelliot, "Deux Itineraires de Chine en Inde a la Fin du VIIIe Siecle," BEFEO, tome 4, 1904, h. 334. Hal ini berarti bahwa peristiwa "marwuat wanua" tahun 682 itu bukanlah menyatakan pembentukan negeri Sriwijaya.

Kata wanua memiliki arti ganda: kota (negeri) dan rumah (bangunan). Dalam beberapa bahasa daerah di Sumatera bagian Selatan, sampai sekarang kata wanua berarti "rumah," sering disingkat menjadi nua atau nuo. Prof. George Coedes, dalam karangannya Les Inscriptions malaises de Crivijaya tahun 1930, memberikan arti: wanua = pays, royaume, forteresse (kota, kerajaan, rumah pertahanan). Lihat Coedes, 1930, h. 77. ketika Van ronkel mula-mula menerjemahkan prasasti Kedukan Bukit, dia mengartikan wanua dengan fortress (rumah pertahanan). Lihat Van Ronkel, hh. 20-21. Jadi kata "marwuat wanua" dapat berarti "membuat kota atau "membuat rumah."

jika kita artikan membuat kota, kita terbentur pada kenyataan bahwa kota Sriwijaya sudah ada pada pada tahun 671. Maka satu-satunya pilihan adalah mengartikannya membuat rumah. Pada pecahan prasasti nomor D.161 yang ditemukan di Palembang, yang isinya serupa dengan isi prasasti Kedukan Bukit, tertulis.... wihara ini, di wanua ini (J.G. de Casparis, 1956, hh. 14-15). Jelaslah bahwa wanua (rumah) yang dibuat Dapunta Hyang tahun 682 adalah sebuah wihara (rumah peribadatan).

Persoalan Minanga
Prasati kedukan Bukti mengatakan pada tanggal 7 Jesta 604 (19 Mei 682) Dapunta Hyang berangkat (marlapas) dari Minanga. Oleh karena dia meninggalkan Minanga dengan tentara yang bersukacuta, mudahlah disimpulkan bahwa Minanga merupakan daerah yang baru saja ditaklukan Sriwijaya. Mereka berangkat dari Minanga dengan sukacita--karena baru menang perang--untuk kembali ke ibukota di Palembang.

Di manakah letak Minanga? Anggapan para penyusun Sejarah Nasional Indonesia Jilid III bahwa Minanga terletak di pertemuan Sungai Kampar Kiri dan Kampar Kanan bersumber pada pendapat prof. Dr. R.M.Ng. Purbatjaraka dalam Riwayat Indonesia, I, Jajasan Pembangunan, Djakarta, 1952, h. 35. Alasannya "tamwan" berasal dari kata "temu," lalu Purbatjaraka menafsirkannya "daerah tempat sungai bertemu." Mengapa harus di Kampar, Purbatjaraka tidak memberikan alasan. Pendapat ini dibantah dengan jitu oleh Prof. Dr. J.G. de Casparis yang membuktikan bahwa "tamwan" tidak ada hubungan dengan "temu," sebab kata yang terakhir ini sudah dipakai pada zaman Sriwijaya.

Dalam prasasti Talang Tuwo terdapat enam buah kata temu" (J.G. de Casparis, 1956, h. 13). Penelitian para ahli bahasa mengatakan bahwa kata "tamwan" pada prasasti Kedukan Bukit bukanlah nama tempat, melainkan kata biasa yang sekarang menjadi "tambahan," sebagaimana kata wulan, seribu, wanyak dan marwuat menjadi bulan, seribu, banyak dan membuat. Pendapat Dr. Buchari yang menyatakan Minanga adalah Batang Kuantan (minanga = muara = kuala = kuantan) juga perlu diragukan. Kata "minanga" tidak ada hubungan dengan "muara," sebab kata "muara" juga sudah dipakai pada zaman Sriwijaya. Pada pecahan prasasti A baris ke-16 yang ditemukan di Palembang terdapat kata "muara.' Lihat: J.G. de Casparis, 1956, h. 5.

Buchari sendiri mengakui bahwa di Batang Kuantan belum ditemukan peninggalan arkeologis yang menunjang pendapatnya, dengan mengatakan (1979, h. 28), "Memang di Batang Kuantan belum ditemukan peninggalan arkeologis. Tapi kan di sana belum diadakan penggalian? Siapa tahu nanti ada kejutan di sana.

Untuk menetapkan daerah yang cocok bagi lokasi Minanga, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:

(1). Daerah tersebut namanya mirip dengan Minanga.

(2). Daerah itu menurut prasasti Kedukan Bukit berjarak kira-kira sebulan pelayaran dari Palembang.

(3). Daerah itu lokasinya strategis mengingat ekspansi Sriwijaya bertujuan menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan.

(4). Pada daerah itu terdapat peninggalan arkeologis yang membuktikan bahwa daerah itu pernah berperan dalam sejarah.

Kiranya daerah yang cocok bagi pelokasian Minanga adalah Binanga yang terletak di tepi Sungai Barumun, Sumatera Timur, seperti pendapat Dr. Slamet Mulyana. Daerah Binanga memenuhi persyaratan dari segala aspek:

1. Pada abad ketujuh Binanga masih terletak di tepi laut

2. Tempat itu ideal untuk mengawasi lalu lintas Selat Malaka.

3. Tempat itu dapat digunakan batu loncatan oleh armada Sriwijaya untuk menyerang Semenanjung. Seperti dikatakan I-tsing, pada tahun 685 (tiga tahun setelah penaklukan Minanga, 682) Kedah sudah ditaklukan Sriwijaya.

4. Di daerah Padang Lawas, dekat Binanga, sampai kini terdapat biaro (wihara) Bahal, Sitopayan dan Sipamatung. Ini berarti Binanga pernah berperan dalam sejarah.

5. Perubahan nama Minanga menjadi Binanga sangat mungkin terjadi, sebab fonem m dan b sama-sama huruf bibir (bilabial). Kata mawa dan marlapas pada prasasti Kedukan Bukit kini berbah menjadi bawa dan berlepas (berangkat).

Kesimpulan:
Berdasarkan seluruh uraian di atas, isi prasasti Kedukan Bukit dapat ditafsir sebagai berikut:

Pada tanggal 11 Waisaka 604 (23 April 682) raja Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang naik perahu dari tempat untuk bergabung dengan tentaranya yang baru saja menaklukan Minanga (Binanga).

Lalu pada tanggal 7 Jesta (19 Mei) Dapunta Hyang memimpin laskarnya meninggalkan Minanga untuk pulang ke ibukota. Mereka bersukacita karena pulang dengan membawa kemenangan. Mereka mendarat di Muka Upang, sebelah timur Palembang, lalu menuju ibukota

Kemudian pada tanggal 5 Asada (16 Juni) Dapunta Hyang menitahkan pembuatan sebuah wanua (bangunan) berupa wihara di ibukota sebagai manifestasi rasa syukur dan gembira. Boleh dipastikan bahwa pembuatan Taman Sriksetra pada tahun 606 Saka (684 Masehi), sebagaimana tercantum pada prasasti Talang Tuwo, masih merupakan rangkaian manifestasi rasa gembira akibat suksesnya siddhayatra (ekspedisi militer) dua tahun sebelumnya,

Oleh karena itu isi prasasti Kedukan Bukit (jugaprasasti Talang Tuwo) menceritakan peristiwa penting dalam perkembangan Kerajaan Sriwijaya, sudah sewajarnya prasasti itu ditempatkan di ibukota kerajaan. dengan demikian, prasasti Kedukan Bukit memperkuat bukti bahwa pusat pemerintahan Sriwijaya berlokasi di Palembang.

Ditulis oleh: Nia Kurnia Sholihat Irfan dalam http://irfananshory.blogspot.com

Penulis adalah alumnus Jurusan Sejarah FKIS IKIP (sekarang FP-IPS UPI) Bandung tahun 1980 dengan artikel "Kerajaan Sriwijaya" yang kemudian diterbitkan oleh Penerbit Girimukti Pasaka, Jakarta, 1983.

Minggu, 08 Juli 2012

4 Cara Mahluk Halus Menunjukkan Keberadaannya

4 Cara Mahluk Halus Menunjukkan Keberadaannya
Keberadaan makhluk-makhluk halus di sekitar kita sangat boleh jadi merupakan hal yang tidak bisa kita abaikan. Berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan kita dapat saja menjadi tanda bahwa keberadaan makhluk-makhluk halus itu memang ada. Persoalannya adalah, bagaimana persisnya makhluk-makhluk halus itu menunjukkan kepada kita ihwal keberadaan mereka selama ini di sekitar kita?

Ada paling tidak empat medium (cara) bagaimana makhluk halus menunjukkan ihwal keberadaannya di sekitar kita. Keempat medium itu adalah sebagai berikut:

1. Visual
Dalam hal ini, makhluk halus menampakkan kepada kita secara visual. Secara demikian, kita melihat langsung wujudnya. Penampakan secara visual ini bisa secara terang-terangan atau juga secara samar-samar. Secara terang-terangan umpamanya saja adalah tatkala makhluk halus itu menampakkan kepada diri kita dalam wujud anak-anak, wanita dewasa, orangtua atau dalam wujud-wujud lain. Sementara itu, secara samar-samar, makhluk halus itu menunjukkan keberadaannya kepada kita dalam wujud sekelebat bayangan atau gerakan sesosok tubuh tertentu atau kilatan cahaya. Penampakan secara samar-samar makhluk halus juga sering melibatkan benda-benda tertentu. Misalnya saja, lampu yang tiba-tiba menyala dan kemudian mati sendiri. Atau misalnya, piring, gelas atau benda-benda lain yang tiba-tiba saja bisa berpindah tempat, tanpa ada seorang pun yang telah memindahkannya.

2. Aroma
Makhluk halus kerap pula menggunakan aroma (bau-bauan) untuk menunjukkan keberadaannya kepada kita. Harum bunga adalah di antaranya. Misalnya, ketika di sebuah ruangan tiba-tiba saja hidung kita mencium aroma bunga yang sangat menyengat. Padahal, kita mengetahui tidak ada orang sama sekali yang memasang/menaruh bunga di ruang itu atau di sekitar ruangan itu.

3. Rabaan dan sentuhan
Keberadaan makhluk halus dapat juga ditandai dengan terjadinya rabaan atau sentuhan. Contohnya saja, ketika kita berada sendirian di sebuah ruangan, lantas sekonyong-konyong kita merasakan pundak atau tengkuk kita ada yang meraba atau menyentuh. Hembusan angin yang tiba-tiba saja terasa di sebelah kita pada saat kita berada di sebuah ruangan yang tertutup bisa juga merupakan salah satu pertanda adanya makhluk halus di ruangan itu yang sedang menunjukkan keberadaannya kepada kita.

4. Suara
Suara juga lazim menjadi alat bagi makhluk halus untuk menunjukkan keberadaannya. Jangan kaget, misalnya, ketika di tengah malam sunyi kita tiba-tiba dikejutkan oleh suara gemericik air dari arah kamar mandi yang menandakan adanya seseorang yang sedang mandi. Namun, tatkala kita memeriksa kamar mandi tersebut, tidak ada seorang pun dijumpai di sana. Atau lain kesempatan, di malam hening, mungkin kita mendengar bunyi gaduh suara gelas serta piring dari arah dapur. Begitu kita menengok ke sana, kita tidak menjumpai sebatang hidung pun, hanya sekilas kita melihat kelebatan sinar yang langsung raib begitu saja….

Selain dengan keempat medium tadi, makhluk halus mungkin pula menunjukkan keberadaannya dengan medium yang lainnya. Umpamanya saja melalui medium mimpi.

Sumber : Beritaunit.net

Fenomena Sleep Paralysis Tidur Seperti di Tindih Setan

Fenomena Sleep Paralysis Tidur Seperti di Tindih Setan
Kamu membuka mata. Baru saja kamu tidur selama beberapa jam. Kamu bisa merasakan pikiranmu melayang-layang antara sadar dan tidak. Sambil berusaha mengumpulkan kesadaranmu, kamu mencoba untuk bangun. Tetapi, ada sesuatu yang tidak beres. Tubuhmu tidak bisa bergerak, nafasmu sesak, seakan-akan ada makhluk tidak terlihat yang menginjak dadamu. Kamu membuka mulutmu dan hendak berteriak, tidak ada suara yang keluar. Seseorang sedang mencekik leherku, pikirmu. Ada sesuatu yang tidak beres.

Ya, kalian mengerti maksudnya. Kita semua pernah mengalaminya. Sebagian menyebut fenomena ini dengan sebutan tindih hantu atau erep-erep. Entah apa kata resmi bahasa Indonesianya. Dont worry, anda tidak sedang diganggu makhluk halus. Ini penjelasan ilmiahnya.

Pada saat mengalami ini biasanya kita akan sulit sekali bergerak dan kemudian ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh.

Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali, biasanya disertai juga dengan munculnya bayangan kegelapan. Hal inilah yang diasumsikan “ketindihan” makhluk halus orang sebagian besar orang.

Sleep Paralysis
Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh).

Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya. Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan.

Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit.

Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.

Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien.

Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.

Fenomena Sleep Paralysis Tidur Seperti di Tindih Setan

Kurang Tidur
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM). Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan.

Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM.

Pada tahap inilah mimpi terjadi. Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.

Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.

Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Perlu diketahui juga, seep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.

Fenomena Sleep Paralysis Tidur Seperti di Tindih Setan

Mitos Sleep Paralysis Di Berbagai Negara

Di budaya Afro-Amerika
Gangguan tidur ini disebut the devil riding your back hantu atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.

Di budaya China
Disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.

Di budaya Meksiko
Disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.

Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand
Disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.

Di budaya Islandia,
Disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.

Di budaya Tuki
Disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.

Di budaya Jepang
Disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.

Di budaya Vietnam
Disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.

Di budaya Hungaria
Disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.

Di budaya Malta
Gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.

Di budaya New Guinea
Fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.

Sumber : Beritaunik.net

Mengenal Nama dan Sifat Allah

Mengenal Nama dan Sifat Allah

Pembaca yang budiman, ilmu tentang mengenal Allah dan Rasul-Nya merupakan ilmu yang paling mulia. Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh mengatakan, “Kemuliaan sebuah ilmu mengikuti kemuliaan objek yang dipelajarinya.” Dan tentunya, tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan yang paling mulia, paling agung dan paling utama adalah pengetahuan tentang Allah di mana tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Dia semata, Rabb semesta alam.

Ilmu Tentang Allah Adalah Pokok dari Segala Ilmu
Ilmu tentang Allah adalah pokok dan sumber segala ilmu. Maka barangsiapa mengenal Allzh, dia akan mengenal yang selain-Nya dan barangsiapa yang jahil tentang Rabb-nya, niscaya dia akan lebih jahil terhadap yang selainnya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.” (QS. Al-Hasyr: 19)

Ketika seseorang lupa terhadap dirinya, dia pun tidak mengenal hakikat dirinya dan hal-hal yang merupakan kemaslahatan (kebaikan) bagi dirinya. Bahkan ia lupa dan lalai terhadap apa saja yang merupakan sebab bagi kebaikan dan kemenangannya di dunia dan di akhirat. Maka, jadilah dia seperti orang yang ditinggalkan dan ditelantarkan, yang berstatus seperti binatang ternak yang dilepas dan dibiarkan pergi sekehendaknya, bahkan mungkin saja binatang ternak lebih mengetahui kepentingan dirinya daripadanya.

Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata, “Manusia yang paling sempurna ibadahnya adalah seorang yang beribadah kepada Allah dengan semua nama dan sifat-sifat Allah yang diketahui oleh manusia”. Beliau juga berkata, “Yang jelas, bahwa ilmu tentang Allah adalah pangkal segala ilmu dan sebagai pokok pengetahuan seorang hamba akan kebahagiaan, kesempurnaan dan kemaslahatannya di dunia dan di akhirat.” (Miftaah Daaris Sa’aadah).

Hampir Setiap Ayat Dalam Al-Qur’an Menyebutkan Nama dan Sifat Allah

Allah telah memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan memberitahukan nama-nama-Nya yang paling indah dan sifat-sifat-Nya yang paling mulia. Semua itu disebutkan dalam Kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya. Bahkan kita jumpai, hampir pada setiap ayat Al-Qur’an yang kita baca selalu berakhir dengan peringatan atau penyebutan salah satu dari nama-nama Allah atau salah satu dari sifat-sifat-Nya. Sebagai contoh, firman Allah yang artinya:

“.....Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah: 5)

Dan juga firman-Nya yang artinya:

"....Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisaa’: 17)

Hal ini semua disebabkan karena nama-nama yang terbaik dan sifat-sifat yang mulia ini memiliki daya pengaruh dan membekas dalam hati seorang yang mengetahui-Nya, hingga ia selalu merasa terawasi oleh Allah dalam segala aspek kehidupannya. Dengan demikian, sempurnalah rasa malunya dari bermaksiat kepada Allah.

Yang Paling Takut Kepada Allah Adalah yang Paling Mengenal Allah
Semakin tinggi pengetahuan seorang hamba kepada Rabb-nya, maka ia akan semakin takut kepada-Nya. Allah berfirman:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah para ulama.” (QS. Faathir: 28)

Orang yang paling mengenal dan paling mengetahui Allah adalah Rasululloh Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Oleh karena itu, beliau senantiasa dalam keadaan takut dari perbuatan durhaka terhadap Rabb-nya, dan tentu kita telah mengetahui siapa beliau. Karena Allah telah memerintahkannya untuk mengatakan:

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku takut akan adzab hari yang besar (hari Kiamat), jika aku mendurhakai Rabbku’.” (QS. Al-An’aam: 15)

Sebab, ahli tauhid yang benar-benar mengenal Allah memandang bahwa kemaksiatan itu, meskipun kecil, ibarat sebuah gunung yang sangat besar. Karena mereka mengetahui Keagungan Dzat (Rabb) yang Maha Esa serta Maha Kuasa dan mengenal hak-hak-Nya, oleh sebab itu, mereka menjadi orang-orang yang paling takut kepada-Nya di antara manusia.

Kebodohan Akan Keagungan Allzh Adalah Induk Kemaksiatan

Dari Abul ‘Aliyah, beliau pernah bercerita bahwa para Shahabat Rasululloah mengatakan, “Setiap dosa yang dikerjakan seorang hamba, penyebabnya adalah kejahilan.” (Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jarir, dengan sanad yang shahih)

Imam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata, “Setiap pelaku kemaksiatan adalah seorang jahil dan setiap orang yang takut kepada-Nya adalah seorang alim yang taat kepada Allah. Dia menjadi seorang yang jahil hanya karena kurangnya rasa takut yang dimilikinya, kalau saja rasa takutnya kepada Allah sempurna, pastilah dia tidak akan bermaksiat kepada-Nya.”

Syirik merupakan kemaksiatan yang terbesar di antara maksiat yang ada. Tidaklah manusia berbuat syirik kecuali memang karena ia bodoh dalam pengenalannya terhadap Tuhannya. Oleh karena itu, ketika Nabi Nuh ‘alaihis salaam mengajak kaumnya (kepada tauhid) lalu mereka menolaknya, maka beliau pun mengetahui bahwa penolakan tersebut disebabkan karena ketidaktahuan mereka akan kebesaran Allah. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” (QS. Nuuh: 13)

Ibnu Abbas berkata dalam menafsirkan ayat ini, “Kalian tidak mengetahui keagungan atau kebesaran-Nya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir melalui beberapa jalan yang saling menguatkan)

Apa yang dikatakan di atas sangat beralasan, karena seandainya manusia mengenal Allah dengan sebenarnya, niscaya mereka tidak terjerat dalam kesyirikan mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Sebab, segala kebaikan berada di tangan-Nya, maka bagaimana mungkin mereka bersandar kepada selain-Nya?

Nama Allah Semuanya Husna
<Nama-nama Allah semuanya husnaa, maksudnya, mencapai puncak kesempurnaannya
Karena nama-nama itu menunjukkkan kepada pemilik nama yang mulia, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan juga mengandung sifat-sifat kesempurnaan yang tidak ada cacat sedikit pun ditinjau dari seluruh sisinya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Hanya milik Allah-lah nama-nama yang husna.” (QS. Al-A’raaf: 18)

Kewajiban kita terhadap nama-nama Allah ada tiga, yaitu beriman dengan nama tersebut, beriman kepada makna (sifat) yang ditunjukkan oleh nama tersebut dan beriman dengan segala pengaruh yang berhubungan dengan nama tersebut. Maka, kita beriman bahwa Allah adalah Ar-Rohiim (Yang Maha Penyayang), memiliki sifat rahmah (kasih sayang) yang meliputi segala sesuatu dan menyayangi semua hamba-Nya.

Nama dan Sifat Allah Tidak Dibatasi Dengan Bilangan Tertentu
Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, “Aku memohon kepada Engkau dengan semua nama yang menjadi nama-Mu, baik yang telah Engkau jadikan sebagai nama diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau sembunyikan menjadi ilmu ghaib di sisi-Mu.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim, shahih)

Tidak ada seorang pun yang dapat membatasi dan mengetahui apa yang masih menjadi rahasia Allah dan menjadi perkara yang ghaib.

Adapun sabda beliau, “Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghafal dan faham maknanya, niscaya masuk syurga.” (HR. Bukhari-Muslim)

Tidak menunjukkan pembatasan nama-nama Allah dengan bilangan sembilan puluh sembilan. Makna yang benar adalah, sesungguhnya nama-nama Allah yang 99 itu, mempunyai keutamaan bahwa siapa saja yang menhafal dan memahaminya akan masuk syurga.

Demikianlah, semoga kita benar-benar mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan dan mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan sehingga bisa menyelamatkan kita dari berbuat syirik kepada-Nya.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *



Penulis: Abu Ibrohim M. Saifudin Hakim
Sumber: Muslim.or.id